Jumat, 18 November 2016

Apa itu Individu, Keluarga, dan Masyarakat ??

Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai Individu, Keluarga, dan Masyarakat



Individu


        Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Berikut adalah masalah yang muncul :
  1. Masalah antara dua orang 
        Masalah seperti ini mungkin setiap orang pernah mengalaminya , masalah ini sering dipicu karena hal kecil kita ambil contoh seperti ini , mungkin karena masalah yang dihadapi oleh individu A belum selesai sepenuhnya tiba-tiba individu B datang tentu dengan pembawaan yang berbeda sehingga individu A yang merasa bahwa masalahnya belum selesai merasa terusik dan individu B juga merasa demikian sehingga terjadilah kesalah pahaman yang dapat menimbulkan perkelahian .

        Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa setiap individu memiliki masalahnya masing-masing dan memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalahnya tersebut sehingga dari cara yang berbeda tersebut terkadang dapat membuat individu lain merasa terganggu karena pastinya tiap individu selalu menganggap bahwa cara yang dia lakukan adalah benar .


Keluarga



        Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Berikut adalah masalah yang muncul :
  1. Masalah Antar Anggota Keluarga
Pada saat seseorang mengalami masalah dengan orang lain dalam keluarga maka ia cenderung akan menceritakan dan meminta bantuan kepada anggota keluarga yang lain untuk meyelesaikan atau minimal memberikan solusi akan masalahnya .

Contoh : 
Jika seorang adik memiliki masalah dengan sang kakak maka biasanya sang adik akan sangat terbuka menceritakan maslahnyanya tersebut kepada anggota keluarga yang lain dalam hal ini adalah Ayah , Ibu atau anggota keluarga lainnya untuk sekedar menacrikan solusi yang terbaik agar masalah yang ada tidak berlarut-larut.

  • Konsep Individu dan Konsep Keluarga
        Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.

Masyarakat




        Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Berikut masalah yang seringkali terjadi :
  1. Penggusuran tempat dagang dan rumah tanpa IMB dan tanpa SITU ,
        Di berbagai media elektronik sering sekali menampilkan penggusuran rumah dan lahan perdagangan tanpa IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan SITU (Surat Izin Tempat Usaha) , masalah yang terjadi adalah konflik antara warga yang mengalami penggusuran dengan pihak yang melakukan penggusuran karena dari pihak warga yang digusur tempat tinggal atau lahan usahanya mengaku sering membayar uang bangunan tiap bulannya kepada seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya sedangkan dari phak yang memliki lahan merasa tidak terima jika lahannya dijadikan tempat usaha bagi orang lain .
  • Konsep Masyarakat
        Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro. 
  • Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
        Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
        Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat. 

Kesimpulan :

Dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita memulai semuanya dari individu/dari diri kita sendiri setelah itu terbentuk perkumpulan antar individu yang memiliki hubungan darah atau keluarga dan dari sinilah masing-masing individu membentuk karakter pertama kalinya , setelah itu sebagai mahluk sosial tentu individu memiliki keinginan untuk bersosialisasi dan membentuk sebuah masyarakat yang nebcakup perkumpulan individu yang lebih luas . Dalam hal ini individu , keluarga dan masyarakat memiliki hubungan dimana antar hubungaan tersebut mengalami proses interaksi sosial yang bertahap .

Sumber : 

Sabtu, 12 November 2016

KEPENDUDUKAN DI INDONESIA



     Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan menempati urutan keempat dalam daftar negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tingginya populasi penduduk ini berjalan seiring dengan berbagai persoalan kependudukan. Selain itu, keberagaman suku, ras, agama, dan adat istiadat juga menjadi kendala dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi.

     Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kependudukan ini. Namun, pada kenyataannya upaya-upaya itu masih belum dapat terlaksana secara maksimal. Pemerintah menghadapi banyak kendala untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program, baik kendala yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.


Kendala Kuantitatif

Beberapa kendala kuantitaif yang berkaitan dengan masalah kependudukan di Indonesia meliputi:

Paham “BanyakAnakBanyakRezeki”

     Masyarakat tradisional pada umumnya meyakini sebuah paham “banyak anak banyak rezeki”. Dalam kerangka berpikir mereka muncul keyakinan bahwa anak banyak akan membawa rezeki yang banyak pula bagi orang tuanya. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa dan bisa bekerja, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan mereka sendiri dan memberikan tambahan penghasilan bagi orang tuanya. Orang tuapada umumnya kurangmemikirkan kebutuhan pendidikan anak. Mereka hanya berpikir sederhana misalnya, sebatas bagaimana cara mengenyangkan perut keluarga dengan makanan seadanya.

      Tanpa beban, masyarakat cenderung suka memiliki keturunan sebanyak mungkin. Maka, wajar bila kemudian secara nasional berdampak pada ledakan penduduk yang sangat cepat dan tidak terkendali. Sayangnya, pertumbuhan penduduk itu tanpa disertai peningkatan kualitas melalui pendidikan.

     Oleh karena itu dapat dikatakan, pada kenyataannya, pendapat itu tidaklah tepat benar. Banyaknya anak, seiring dengan perkembangan zaman,tentu menuntut pemenuhan kebutuhan yang semakin besar pula. Baik untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan maupun kebutuhan pendidikan yang sangat memengaruhi kualitas mereka.

Kendala Kualitatif


Selain kendala-kendala kuantitatif di atas, terdapat juga beberapa kendala kualitatif sebagai berikut.

  1. Kualitas Kesehatan Rendah
     Meskipun telah mengalami perbaikan tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat :
  1. Angka kematian
  2. Angka harapan hidup
  3. Angka kematian yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan penduduk yang rendah.Angka harapan hidup yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan penduduk yang baik.
     Kesehatan penduduk tidak lepas dari pendapatan yang diperolehnya.Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi pula.Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati makanan yang memenuhi kualitas standar makanan yang sehat dan bergizi.

Alternatif Solusi

Berdasarkan beberapa kendala di atas, kiranya dapat dirinci alternatif solusi sebagai berikut.
  1. Pelembagaan
dan diharapkan dengan dua anak tersebut orang tua bisa lebih memperhatikan pendidikan anaknya, sehingga keluarga tersebut mempunyai kualitas pendidikan yang baik. Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga yang sejahtera.

Tujuan pokok atau umum program Keluarga Berencana (KB) yaitu:

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKBS (Normal Keluarga KecilBahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.


Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB):
  1. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemempuan peningkatan produksi.
  2. Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai keluarga yang sejahtera.
  3. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
  4. Menurunya jumlah angaka kematian bayi
  5. Meningkatnya kesejahteraan
Kesimpulan :

     Jadi padatnya jiwa di Indonesia dan banyaknya masalah tentang kependudukan di negeri khatulistiwa ini, seharusnya pemerintah dapat tanggap dan mengambil tindakan yang tegas, demikian juga kita harus mendukung program KB yang telah dibuatoleh pemerintah, agar penduduk Indonesia tidak semakin padat dan lahan pemukiman bisa teratasi.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KEBUDAYAAN


     Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

     “Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.”

     Budaya adalah identitas bangsa yg mesti dihormati, dijaga, & butuh dilestarikan biar kebudayaan ini terus ada pun sanggup jadi warisan anak cucu nanti. Budaya yg ada di Indonesia dinamakan bersama budaya nasional.

     Indonesia yaitu negeri yg mempunyai bahasa daerah terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan penelitian The Summer Institute of Linguistic, seperti yg dikutip dalam buku Pesona Indonesia (2006), terdapat 726 bahasa daerah diseluruh wilayah nusantara. Namun bahasa yg dominasi dipakai jadi bahasa nasional. Dengan keanekaragaman tersebut sehingga dibutuhkan adanya toleransi antar masyarakat.

     Di Indonesia terdapat lima tipe agama berlainan yg di anut oleh warga Indonesia seperti yg tertulis terhadap th 2010, tertulis jumlah penganut agama kira – kira 85,1% dari 240.271.522 warga Indonesia merupakan menganut agama Islam, 9,2% Protestan, 3,5%, katolik, 1,8% hindu & 0,4% Buddha.

     Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai – rupa suku bangsa. Di Indonesia ini terdapat lebih dari 300 grup suku bangsa. Contohnya suku Bangsa Melayu, suku Bangsa Aceh, uku Bangsa Batak, Suku Bangsa Minang kabau, suku bangsa Kubu, suku Bangsa Betawi, suku bangsa sunda, suku bangsa banten, suku bangsa buduy, suku bangsa jawa, suku bangsa madura, suku bangsa sasak, suku bangsa bali, suku bangsa sumba, suku bangsa bima, suku bangsa sasak, suku bangsa manggarai, suku bangsa bajawa, suku bangsa rote, suku bangsa ende, suku bangsa dayak, suku bangsa minahasa, suku bangsa banjar, suku bangsa toraja, suku bangsa bugis, suku bangsa ambon, suku bangsa ternate & suku bangsa papua.

Masalah-Masalah Sosial

Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai masalah sosial.
   
     Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

MASALAH SOSIAL PENGANGGURAN.













     Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :
1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan

Cara mengatasi pengangguran, antara lain:
1. Menyelenggarakan bursa pasar kerja
2. Memperluas lapangan kerja
3. Meningkatkan transmigrasi
4. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja

Cara Menangani Masalah Sosial :
1. Mendengar nasihat dari orang yang sudah berpengalaman
2. Kenali diri dan berfikiran yang membangun kehidupan yang baik dalam lingkungan masyarakat         maupun rumah
3. Pemerintah harus berperan aktif dalam pencegahan masalah-masalah sosial seperti :
     - Menyediakan pendidikan
     - Menyediakan lapangan pekerjaan
4. Perang agama dalam membentuk kerohanian diri dengan mengajarkan cara hidup yang baik.

Kesimpulan :

     Pemerintah lebih tegas untuk mengatasi masalah kependudukan, yakni dengan mencoba mengendalikan pertumbuhan penduduk, karena disadari pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan memicu munculnya pengangguran di masa yang akan datang